Selamat Datang

Selamat membaca dan mengutip, jangan menjadi plagiat
Bagi pemilik tulisan harap kunjungi "surat untuk penulis"

Senin, 12 September 2011

Legenda Datuok Godang Cincin (catatan penelitian)


Oleh : Febby Febriyandi.YS
Sumber : Aprizal Zubdi, 16 Tahun, Pelajar
Alamat : Desa Tanjung, Kec.XIII Koto Kampar

Pada zaman dahulu, ada seorang lelaki berbadan besar, bahkan dapat disebut sebagai raksasa, yang dikenal dengan nama Datuok Godang Cincin. Ia adalah seorang pengembara yang telah menempuh perjalanan yang sangat jauh. Setelah sekian lama berjalan dan merasa lelah, ia melihat sebuah rumah. Datuok godang cincin mendekati rumah tersebut, dan setelah sampai terlihatlah seorang gadis. Datuok godang cincin bertanya kepada gadis tersebut “dimana ayah dan ibu mu?”. gadis itu menjawab “ayah pergi membuat lubang pada di ladang, sedangkan ibu pergi menanam padi di sawah”. “bolehkah saya meminta tebu itu, saya haus sekali” pinta Datuok godang cincin kepada sang gadis. “boleh saja, tetapi harus ditanam kembali”. Setelah memakan tebu dan bercakap-cakap dengan sang gadis, terlintas dalam fikiran Datuok godang cincin untuk memperisteri sang gadis. “ia cantik, perilaku maupun hatinya” ucap Datuok godang cincin dalam hati. Tanpa diduga sang gadis, Datuok godang cincin langsung bertanya, “apakah kamu mau menikah dengan ku?”. Gadis tersebut terkejut mendengar pertanyaan yang tak diduga sebelumnya. Dalam kebingungan ia pun menjawab, “datanglah Datuok 3 pekan lagi ke sini, nanti Datuok akan mendapat jawabannya”. “baiklah, 3 pekan lagi saya kembali ke sini” jawab Datuok godang cincin, dan ia pun berlalu meninggalkan rumah gadis itu.
Setelah tiba waktu yang dijanjikan, tiba lah Datuok godang cincin di rumah gadis itu. Datuok godang cincin kembali mengutarakan niatnya untuk memperisteri si gadis. Sang gadis tidak merasa keberatan dengan syarat, orang tuanya mengizinkan. Menyambut niat baik Datuok godang cincin, orang tua si gadis mengizinkan pernikahan mereka. setelah melangsungkan pernikahan dan beberapa waktu tinggal di rumah mertuanya, tibalah saat Datuok Datuok godang cincin untuk melanjutkan pengembaraannya, kali ini ia tidak sendiri, tetapi ditemani oleh isterinya. Setelah pamit kepada mertuanya, berangkatlah Datuok godang cincin beserta isterinya.
Setelah sekian lama berjalan, sampailah mereka di suatu desa, dan di desa itu kaum lelakinya sangat gemar mangadu ayam. Datuok godang cincin ikut dalam arena adu ayam tersebut. Kehadiran Datuok godang cincin menjadi bahan cemoohan warga karena Datuok godang cincin menjadikan seekor anak ayam sebagai jagonya. Tidak disangka-sangka, anak ayam Datuok godang cincin sangat lincah dan kuat. Ia bisa mengalahkan ayam yang jauh lebih besar darinya. Karena ketangguhan ayam Datuok Godang Cincin, warga yang kalah membayar taruhan berupa uang dan emas, namun Datuok Godang Cincin tidak menerima imbalan tersebut. Ia sangat menginginkan seorang gadis untuk dijadikan saudara perempuan.
Datuok Godang Cincin menetap di desa tersebut bersama isterinya. Setelah belasan tahun, Datuok Godang Cincin mempunyai seorang anak laki-laki yang perkasa. Pada waktu itu datanglah sekelompok orang dari Rokan Hulu yang ingin menantang Datuok Godang Cincin. Mendengar tantangan tersebut Datuok Godang Cincin menjadi marah, sambil membawa sebuah pedang panjang Datuok Godang Cincin menunggu kelompok penantang tersebut di tebing sungai. Sambil menunggu kedatangan penantangnya, Datuok Godang Cincin memotong pucuk-pucuk pohon bambu yang ada di pinggir sungai tersebut. Melihat perbuatan Datuok Godang Cincin, kelompok penantang tersebut terkejut dan mengakui bahwa Datuok Godang Cincin bukanlah tandingan mereka, dan mereka memutuskan untuk kembali ke Rokan Hulu daerah asal mereka.
Beberapa waktu setelah tantangan kelompok Rokan Hulu, datang lagi seseorang bernama Pangeran Bakukuok yang merasa sangat sakti sehingga ia bersikap sombong dan mencari-cari lawan tanding. Ketika Datuok Godang Cincin mendengar kabar tentang Pangeran Bakukuok, penantangnya itu telah sampai di halaman rumahnya. Melihat sikap sombong Pangeran Bakukuok, Datuok Godang Cincin menyuruh anaknya melawan Pangeran Bakukuok. Perkelahian mereka telah berlangsung berhari-hari, namun tidak ada tanda-tanda akan berhenti. Datuok Godang Cincin mengunyah sepotong tebu dan melemparkan ampasnya ke arena pertandingan, dan mengatakan kepada anaknya untuk tidak menginjak ampas tersebut. Tanpa disadarinya, Pangeran Bakukuok menginjak ampas tebu Datuok Godang Cincin, dan hal itu membuatnya kehilangan ilmu kebal. Beberapa detik kemudian, pedang panjang Datuok Godang Cincin yang dipakai puteranya menebas putus leher Pangeran Bakukuok.
Setelah saat itu, Datuok Godang Cincin dipilih oleh warga desa untuk menjadi pemimpin mereka. Datuok Godang Cincin menanam sebuah pohon berbunga cantik yang bernama bunga tanjung, yang kemudian dipakai sebagai nama desa tempat mereka tinggal, Desa Tanjung. Tidak ada yang mengetahui kapan Datuok Godang Cincin meninggal dunia, namun warga Desa Tanjung mempercayai sebuah kuburan panjang sebagai kuburan Datuok Godang Cincin. Selain itu, terdapat peninggalan sebuah cincin dan baju yang terbuat dari rangkaian besi. Hingga saat ini keturunan Datuok Godang Cincin tinggal di Desa Tanjung. Keturunan Datuok Godang Cincin diangkat menjadi cerdik pandai di Desa Tanjung dan bergelar Ajo nanti (Rajo nanti).

2 komentar: